SELAMAT DATANG DI BLOG RESMI SEKOLAH ALAMIAH SD AR-RAHMAN JOMBANG

Kamis, 28 Maret 2013

MANIFESTASIKAN TAKWA DALAM PUASA


MANIFESTASIKAN TAKWA DALAM PUASA
AGUS MAHFUDIN

      Puasa merupakan salah satu perintah Tuhan yang ditujukan kepada seluruh umat-Nya, hal ini dimulai dengan satu pendahuluan yang mendorong umat Islam untuk melakukan puasa (salah satunya kewajiban puasa di bulan Ramadhan) dengan baik, tanpa sedikit kekesalan pun. Seperti yang terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah [2] : 183 : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Ayat ini menunjukkan bahwa tujuan puasa adalah untuk kepentingan yang berpuasa sendiri yakni “agar kamu bertakwa“. Berbicara tentang Takwa yang merupakan sebuah konsep penting dalam Al-Qur’an sangat berkaitan dengan hakikat spiritual keberagamaan kita. Konsep Takwa sangat sentral dan akrab dalam kehidupan kaum Muslim. Pengertian Takwa tidak berarti hanya “takut” saja, seperti yang sering diartikan oleh sebagian kita, tetapi lebih-lebih kepada tumbuhnya kesadaran ketuhanan atau tata nilai rabbaniyah.
      Dilihat dari sisi pandangan teologi Islam, Al-Qur’an yang merupakan pesan keagamaan harus selalu dijadikan pedoman dalam kehidupan keagamaan seorang Muslim. Pandangan ini mengacu kepada sebuah Hadist Shahih Bukhari, Nabi Muhammad SAW berkata: “al-din-u nashihah” “Agama adalah nasihat”, hadist ini bisa dijadikan petunjuk bahwa agama adalah sebuah pesan. Dalam Al-Qur’an ada penegasan, bahwa pesan keagamaan yang merupakan pokok pandangan hidup Islam itu sama untuk para pengikut Nabi Muhammad SAW, dan mereka yang menerima kitab suci sebelumnya, pesan itu adalah untuk bertakwa kepada Allah QS. Al-Nisa’ [4] : 131: “Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh kami Telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir maka (ketahuilah), Sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.”
      Takwa dalam pandangan Nurcholish Madjid (2000 : 495), biasa dijelaskan sebagai sikap “takut kepada Tuhan” atau “sikap menjaga diri dari perbuatan jahat”, atau “sikap patuh memenuhi segala kewajiban serta menjahui larangan Tuhan.” Dari sini bisa di lihat bahwa takwa merupakan menyangkut hubungan manusia dan Tuhan. Tetapi implikasi daripada takwa adalah bersifat kemanusiaan. Apabila orang bertakwa kepada Tuhan, maka implikasinya adalah bersikap adil terhadap sesama manusia. Dan Takwa di satu pihak mencakup pengertian iman kepada Allah, hari akhir, para malaikat, kitab-kitab suci dan para Nabi terdahulu, di lain pihak takwa bisa di manifestasikan dalam bentuk menolong kepada anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Inilah yang disebut orang-orang yang bertakwa.

0 komentar:

Posting Komentar

 

.:: New Posts

About